Thursday, August 11, 2011

Rekor Topi Bambu Terbesar Di Dunia

Ramadhan penuh berkah begitulah kira-kira yang saya rasakan bersama teman-teman komunitas TopiBambu.com, minggu 7 Agustus 2011 lalu pada acara penutupan Pameran KRIDAYA ( Kerajinan Budaya Sebagai Warisan Budaya ) 2011 di Jakarta Convention Center ( JCC ) Jakarta.


Topi Bambu Raksasa yang di Gagas oleh Om Agus dari komunitas TopiBambu.com akhirnya diresmikan MURI sebagai REKOR DUNIA TOPI BAMBU TERBESAR yang diserahkan langsung oleh Ibu Triesna Jero Wacik dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Rasanya kurang lengkap jika saya tidak menceritakan asal muasal mengapa ada Topi Bambu raksaksa tersebut. Yang mungkin sudah jodohnya akhirnya komunitas topi Bambu hadir di KRIDAYA 2011.

Berawal dari sebuah Ide.

Sejarah singkat berdirinya komunitas TopiBambu.com sudah saya posting disini dengan judul “Membangkitkan Kerajinan Asli Masyarakat”. Dari sanalah akhirnya kita mencoba eksplorasi para penganyam dan pengrajin yang masih tersisa di Kabupaten Tangerang. Seiring waktu berjalan akhirnya kami pun bisa mengenal Pak Endin dari UMKM Dua Angsa sebagai pengrajin topi bambu pramuka dan Pak Rahman sebagai Penganyamnya sampai-sampai Pihak BNI sebagai Mitra Usaha para pengrajin topi bambu.


Saya masih ingat betul saat kopdar awal-awal berdiri komunitas ini, Om Agus mengutarakan niatnya ingin membuat Topi bambu besar dan ingin membuat heboh supaya topi bambu Kabupaten Tangerang ini bisa kembali terkenal lagi seperti di masa kejayaannya yang sampai negara Eropa dahulu kala sambil tertawa lebar dan kami pun setuju dengan ide itu. Dan waktu pun kembali berjalan.

Lahirnya sebuah kepercayaan.

Singkat cerita setelah kami telah akrab dengan Pak Endin dan Pak Rahman, Om Agus akhirnya memesan untuk dibuatkan topi besar seperti apa yang ada di angan-angannya. Namun ternyata tidak mudah. Pak Rahman ternyata mau tidak mau mengerjakannya sampai akhirnya mentok ukuran koboi dan ukuran terbesar yang dibuatnya adalah ukuran topi di bawah ini ( mirip topi Meksiko Sombrero )


Namun diluar dugaan ternyata pasaran Topi Bambu koboi dan Topi Bambu besar ( Big Bamboo Hat ) mengundang permintaan pasarnya sendiri.

Gencarnya publikasi di Internet tenyata membawa berkah tersendiri karena tenyata dari pihak stasiun televisi akhirnya mendatangi kami untuk meliput proses pembuatan Topi Bambu yang pertama kali adalah dari MNC tetapi kami belum berjodoh sehingga belum sempat lalu akhirnya datang dari Trans7 untuk acara Laptop Si Unyil yang pernah saya tulis sebelumnya di blog ini yang judulnya “Laptop Si Unyil Bersama Topi Bambu


Nah, akhirnya pengalaman ini sedikitnya menambah kepercayaan Pak Rohman yang menganyam untuk merealisasikan ide Om Agus dan langsung besoknya Beliau bersama Istrinya sehari semalam selama 2 minggu berhasil membuat topi bambu berdiameter 2 meter dan langsung diserahkan kepada Pak Endin untuk proses finishingnya.


Desas desus pembuatan Topi Bambu raksasa ini ternyata di ketahui oleh Dinas Indag Kab Tangerang dan akhirnya kami pun bisa saling kenal dan silahturahmi di kantor Pemda Kab Tangerang sehingga bertambahlah kepercayaan yang diberikan kepada kami.

Launching Topi Bambu Raksasa.

Setelah akhirnya topi bambu raksaksa berhasil dibuat, permasalahan yang timbul adalah kami pun kebingungan untuk memboomingkan topi bambu raksaksa ini. Dan akhirnya kami pun sepakat akan mempublikasikannya terlebih dahulu di blog masing-masing dan media online yang ada. Dan akhirnya ada pihak O Channel yang mendatangi sekertariat komunitas Topibambu.com untuk meliput dan selama waktu berjalan kami pun mengikuti saja perjalanan topi bambu raksasa ini.


Pada awal bulan Ramadhan ini akhirnya Om Kombor penggagas berdirinya komunitas Topi Bambu datang ke Tangerang dari Sleman karena ada urusan selama 5 hari dan kami pun mengadakan kopdar dadakan selasa, 2 Agustus 2011. mumpung Kang Kombor ada di Tangerang.

Di kopdar tersebut Om Agus memberitahu kami bahwa di JCC ada Pameran KRIDAYA 2011 dan kebetulan Dua Angsa bersama BNI ada stand di sana dan mengajak kami untuk ikut datang bersama Topi Raksaksa. Awalnya kami pesimis karena membawa topi bambu raksasa tentu repot selain karena ukurannya yang besar juga memerlukan biaya lebih. Akhirnya pembicaraan pun hanya itu.

Kejutan yang tidak disangka.

Kamis, 4 Agustus 2011. Om Agus datang ke Pameran KRIDAYA dan kebetulan ada acara Talk Show, diskusi pembuatan angklung. Om Agus pun akhirnya mengikuti sesi Talk Show tersebut dalam sesi tanya jawab ternyata ada Ibu Triesna Jero Wacik dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang mengajukan pertanyaan dan kebetulan duduk di depan Om Agus.



Saya salut dengan keberanian Om Agus yang akhirnya ikut mengajukan pertanyaan dan di akhir pembicaraan tersebut Om Agus mengungkapkan bahwa kita kebetulan memiliki topi bambu Raksasa yang memiliki keterkaitan karena sama-sama terbuat dari bahan dasar bambu.

Hal yang tidak disangka-sangka adalah ternyata Ibu Triesna Jero Wacik tertarik untuk menelusuri data spesifik Topi Bambu Raksasa ini dan meminta data lengkapnya untuk di kirimkan kepadanya. Dan karena kebesaran sang penciptalah akhirnya pihak panita KRIDAYA dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ingin memasukannya ke MURI. Saya yang langsung di SMS oleh Om Agus langsung kaget. Loh kok bisa?



Keesokan harinya pun Topi Raksaksa langsung dibawa ke Pameran KRIDAYA 2011 dan ternyata peresmian MURI pun akan diagendakan pada penutupan KRIDAYA 2011 sebuah penghargaan yang sangat berarti bagi kami atas kesempatan yang diberikan oleh panita KRIDAYA 2011 yaitu MEDIATAMA BINAKREASI. Sebab mungkin tanpa penghargaan ini Topi Bambu Raksasa ini tidak akan di kenal dunia.

Berangkat dari niat tulus.

Hikmah yang saya ambil di Ramadhan ini adalah segala sesuatu yang berasal dari niat tulus maka segalanya akan dimudahkan. Saya, Om Agus, Pak Endin, Pak Rahman dan semua teman-teman komunitas tidak menyangka. Khususnya adalah Pak Endin dan Istri yang telah menganyam Topi Raksasa tersebut selama 15 hari siang malam yang bukan siapa-siapa dari sebuah kampung terpencil dan akhirnya mendapat kesempatan istimewa.
Dok : kompas.com

Di buatnya Topi Raksasa ini pun berangkat dari niat ingin mengangkat kembali keberadaan pengrajin topi bambu yang sudah terlupakan yang dahulunya pernah berjaya dan sudah kehilangan penerus generasi muda yang tesisa hanyalah yang sudah sepuh.

Kini langkah Komunitas Topi bambu tidak mudah, karena Para Pengrajin dan penganyam harus berjuang dan berinovasi terus agar tetap bertahan di dunia Industri yang semakin ketat dan harus bersaing dengan topi-topi lainnya dan kembali mencari bibit penerus yang mau mempertahankan kerajinan topi bambu ini dan menjaganya sebagai warisan budaya.




Artikel terkait :
Dok : komunitas Topi bambu
Share:

3 comments:

  1. Wah...keren mas.
    Hebat ya, topi bambunya bisa segede itu :D
    Gak kebayang kalo dipake sendiri tanpa ada orang yangbantu pegangin, bisa2 lehernya malah keseleo :lol:
    Congrats! :)

    ReplyDelete
  2. Bravo! Kita tidak salah menyerahkan posisi tertinggi di Komunitas TopiBambu kepada Om Agus Hasanudin sehubungan dengan kepindahan saya ke Sleman. Om Agus memiliki mobilitas luar biasa dan ide-ide yang tak pernah terlintas di kepala kita.

    Ide awal Komunitas TopiBambu adalah untuk membantu pelaku usaha mikro untuk dapat dikenal oleh dunia yang lebih luas. Usaha itu dimulai dengan mencari segala sesuatu tentang topi bambu yang merupakan produk unggulan Kabupaten Tangerang pada masa kolonial dulu dengan tujuan untuk dikembalikan kejayaannya.

    Alhamdulillaah, melalui informasi yang dibagi oleh Om Agus beberapa kali, pesanan topi bambu non topi pramuka ke pengrajin semakin banyak. Tentu kita gembira dengan hal tersebut karena salah satu tujuan kita dapat dicapai melalui usaha-usaha yang kita lakukan bersama pengrajin dan penganyam.

    Selanjutnya, tentu masih banyak sektor dan pelaku usaha mikro yang perlu diangkat juga oleh Komunitas TopiBambu. Tugas Om Agus, Om Andi dkk nih...

    ReplyDelete