Monday, July 18, 2011

Buatlah Agar Permasalahan Berbaris Satu Per Satu

Memiliki sebuah bisnis mau tidak mau mengharuskan Anda untuk siap menghadapi banyak permasalahan. Kalau Anda mencoba menyerang satu persoalan saja, sebenarnya Anda sedang menghadapi sejumlah permasalahan. Tanda seorang amatir atau pebisnis yang baru adalah dia mencoba untuk memecahkan semua permasalahan yang ada di hadapannya sekaligus. Inginnya sekali ganyang langsung habis. Garis pertahanannya begitu luas, sampai akhirnya tuntutan logistik untuk memecahkan masalah-masalah itu melampaui kemampuan berpikirnya dan akhirnya dia akan gagal.

Sebagai seorang pelaku bisnis UKM, pengelolaan sekelompok masalah-masalah dengan tepat merupakan faktor penentu yang membedakan seorang pemilik bisnis yang belum berpengalaman dengan seorang profesional. Salah satu alasan mengapa sangat sulit menghadapi sekelompok permasalahan adalah karena masalah-masalah itu tidak tinggal diam. Mereka terus menerus berubah baik inti permasalahannya, bobotnya, tempat berlangsungnya, maupun jangkauannya terhadap wewenang Anda.

Pelaku bisnis yang memiliki mindset sukses akan tahu bagaimana buruknya akibat memakai peribahasa "lihatlah hutannya, jangan pohon-pohonnya." Ia tidak akan memusatkan perhatian ke wilayah hutan yang luas, melainkan cukup pada pohon-pohon dan batangnya. Ini kedengarannya sulit dilakuakn, dan nyatanya memang demikian. Untuk menjadi unggul dalam satu hal, selalu ada harga mahal yang harus dibayar. Semakin besar usaha Anda, semakin besar tanggungjawab untuk terlibat.

Kekuatan Fokus 

Karena waktu merupakan modal Anda yang paling penting, maka bagi-bagilah dengan hemat dan bijaksana. Time is money, right? Semua persoalan akan dapat ditangani kalau Anda bersedia memikirkannya satu per satu. Mengapa? Karena kecenderungan manusia pada umumnya adalah menyediakan satu waktu yang tepat untuk setiap masalah. Mungkin ada sebagian orang yang mampu melakukan banyak kerjaan sekaligus, tapi itu tidak banyak. Anda dapat mencurahkan seluruh perhatian Anda selama waktu itu untuk mencari pemecahan terbaik terhadap masalah tersebut.

Salah satu contoh klasik yang menyebar dari mulut ke mulut adalah cerita dominasi kekuatan angkatan laut Inggris di bawah kepemimpinan Lord Nelson. Dia memaksimalkan dan memanfaatkan teknik "menerobos huruf T" dengan demikian membiarkan semua kapal-kapalnya untuk menembak secara luas ke arah masing-masing kapal musuh sewaktu kapal itu tampak di barisan berikutnya.

Kalau kita kembalikan ke permasalahan yang terjadi di dunia usaha, anggaplah masalah-masalah itu sebagai musuh. Kumpulkanlah segala kemampuan Anda dan selesaikan persoalan itu satu per satu. Saya yakin Anda tidak akan mengalami kewalahan. Setiap masalah pada dasarnya bersifat khas dan membutuhkan strategi penyerangan yang berbeda-beda. Dengan memfokuskan kepada satu hal, Anda bisa meminimalkan energi yang terbuang secara sia-sia. Tetap semangat!

Sumber gambar: my.opera.com

3 comments:

  1. Yups setyjy..permasalahan jangan di rumpuk tapi di selesaikan

    ReplyDelete
  2. Kita harus banyak belajar dari Wanita, karena mereka dibekali dengan kemampuan MULTI TASKING, sedangkan kita laki2 lebih kepada SEQUENCIAL TASKING. Kalo' wanita tidak Multi Tasking, kita laki2 nggak akan kebagian waktunya. 

    Menurut saya bila mampu berpikir Multi Tasking kenapa nggak ?. tergantung pada kemampuan masing2. Dan banyak orang2 sukses adalah mereka yang telah mampu berpikir secara multi tasking, saya kira demikian.

    Salam Takzim.

    ReplyDelete
  3. Multi tasking-nya wanita dalam hal mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus atau menyelesaikan beberapa permasalahan sekaligus, Mas Bagus?

    Sepanjang pengamatan saya pada kawan-kawan saya yang pelaku bisnis, mau pria atau wanita, mereka menyelesaikan masalah satu per satu karena setiap permasalahan memiliki latar belakang dan sebab yang berbeda-beda.

    Saya beri contoh konkret:

    Seorang pengusaha roti kehabisan stok tepung terigu padahal ia mendapat order untuk memasok 10.000 bungkus roti tawar kepada jaringan mini market yang jadi langganannya dua hari yang akan datang. Tepung terigu ini harus dibayar kontan karena pengusaha roti itu masih memiliki hutang kepada pemasok tepung terigu padahal posisi kas perusahaan sama sekali sedang kosong karena piutang dari pelanggan belum jatuh tempo dan belum ada satu pun pelanggan yang membayar. Selain masalah kas, pengusaha roti itu juga memiliki permasalahan dengan salah satu oven pemanggang yang dimilikinya. Dia hanya memiliki dua oven pemanggang. Untuk menyelesaikan pesanan itu, dua oven harus dipakai. Apabila satu oven saja, dia harus melemburkan karyawan. Nah, dia memiliki 10 karyawan yang terbagi menjadi 3 orang bagian adonan, 4 orang bagian pemanggangan, 2 orang tukang bungkus dan 1 orang administrasi. Saat ini, 2 dari 4 orang pemanggang sedang sakit dan harus istirahat 3 hari sesuai surat dokter padahal tidak sembarang orang bisa dijadikan pemanggang roti.

    ---
    Mengerjakan beberapa tugas, saya kira kita bisa multitasking. Akan tetapi, memikirkan solusi untuk beberapa permasalahan saya kira tetap harus satu per satu.

    Mungkin ada pendapat lain?

    ReplyDelete