Pada posting sebelumnya tentang Mengembangkan Bisnis Online Secara Offline sekarang kita bahas Triknya. Seperti yang beliau bilang,
However, would you like to hear the irony of it all? 80% of my business currently comes from contacts I’ve met offline; people who upon hearing about me through another contact have opted to seek out my assistance; many who have never even heard of NewBizBlogger prior to doing so!80% dari bisnisnya berasal dari kontak dan bertemu secara offline, jadi di sini amat jelas segmen pasar atau marketnya adalah berfokus pada untuk bisnis lokal terlebih dahulu. Sekedar catatan ini umumnya digunakan untuk bisnis berbasis layanan atau produk.
Tapi di antara 3 yang di sebutkan Michele, saya akan mengambil 2 saja karena berdasarkan pengalaman saya sebagai marketing direct selling.
Distribute Brochures / Bagikan Brosur
Ini adalah bagian pertama dari promosi yang paling efektif menurut saya. Semua pasti setuju dengan itu, bahkan dengan bermodalkan brosur alakadar dengan kertas HVS dan difotocopi pun tidak masalah. Tapi terkadang tidak semua harus disertakan brosur tergantung jenis usahanya. Nah, sebagai tambahan point pentingnya perhatikan kutipan berikut ini :
Pastikan untuk memasukkan semua informasi yang relevan tentang bisnis Anda seperti:
Catatan: Jika Anda akan menawarkan diskon promosi, saya akan menganjurkan memperpanjang untuk jangka waktu yang panjang. Jika promosi ditawarkan untuk waktu yang singkat dan prospek tidak mengambil tindakan dalam waktu yang diberikan, mereka mungkin merasa telah kehilangan dan keluar pada bisnis Anda. Anda telah membuang brosur dan yang lebih penting pelanggan potensial.
- Informasi Produk
- Layanan yang ditawarkan
- Harga
- Kontak Informasi (termasuk link jaringan sosial)
- Informasi Perusahaan
- Unique Selling Proposition
Business Cards / Kartu Bisnis
Alat promosi kedua dan yang paling penting adalah ini, Kartu nama untuk usaha kita. Jujur selama saya bekerja di perusahaan yang sekarang saya lakoni tanpa dibekali brosur cuma mengandalkan kartu nama. Mari lihat pendapat Michele dulu, sedikit editing tentunya.
Ini harus menjadi sedikitnya alat gudang bisnis Anda. Dan mengingat bahwa Anda dapat bisnis memiliki kartu dengan sangat murah, tidak ada alasan mengapa Anda tidak harus memilikinya. Hal ini berlaku untuk SEMUA usaha.
Meskipun Anda berada di luar dan berbicara dengan semua orang seputar tentang bisnis Anda dan apa yang Anda lakukan , Anda harus menjadi pemicu untuk menarik keluar kartu bisnis Anda dan menyerahkannya. Dengar, bahkan jika orang yang Anda ajak bicara tidak memenuhi syarat sebagai calon pelanggan, bukan berarti mereka tidak menjadi prospek.
Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, 80% dari bisnis saya saat ini berasal dari mulut ke mulut. Arahan tersebut entah orang yang saya miliki sebagai klien atau orang hanya dalam lingkaran teman-teman saya yang tahu apa yang saya sampai dan telah senang dengan pelayanan saya.
Terus bagaimana selanjutnya?
Saya pribadi mengunakan media tersebut layaknya nelayan yang sedang ingin tebar jaring. Dalam artian menyebarkan sebanyak-banyaknya brosur dan kartu nama tersebut kepada setiap orang yang kita kenal baik karena dengan demikian pintu rezeki akan terbuka luas.
Begitu juga saat kita sedang membangun sebuah bisnis online, tidak ada salahnya jika kita menggabungkan cara konvensional. seperti Michele bilang,
"Hopefully this has opened your eyes to other possibilities for you to get the word out about what you do and get some visitors in your door."Image source : gettyimages.co.uk
Lanjutkan mas....
ReplyDeleteNgga sabar menunggu kelanjutannya.
Di postingan sebelumnya saya msh meraba, maksudnya Bisnis Online di Offline kan itu langkah2nya gimana.
Oya betul, brosur dan kartu nama itu langkah riilnya ;-)
Kalau menurut saya masih sulit cara itu diterapkan di Indonesia. Karena belum semua orang paham soal internet. Tapi kalau disebarkan di pertemuan-pertemuan yang bahas Internet masih mungkin
ReplyDeleteKedua tips tersebut, membagi brosur dan kartu nama, itu sepertinya sudah wajib harus kita lakukan, terutama yang kartu nama kalau kita lagi bertemu dengan orang lain di dalam sebuah pertemuan bisnis (offline).
ReplyDeleteKalau yang lain-lainnya mungkin menaruh stiker di mobil, bagi-bagi agenda/ notes, calender dll yang ada nama perusahaan atau usaha kita juga penting untuk promosi bisnis secara offline. Bukan begitu, Mas Andi? Cuma yang ini perlu modal lebih. HeHeHe
saya bisa mengambil kesimpulan dari strategi bisnis ini, yaitu anda perlu dikenal dulu sewaktu anda melakukan bisnis..
ReplyDeleteKartu nama juga ternyata memegang peranan penting, dan saya sendiri baru menyadari hal itu sekarang.....
ReplyDeletekalo saya sih biasanya buat pelatihan om
ReplyDeletetuh dapet duit banyak dari pelatihan itu :D
sebenarnya ini cuma penggabungan dengan pengalaman pribadi saya, kang said :)
ReplyDeletebener, gan. kayaknya sebelum kita membangun bisnisnya kita harus menerangkan manfaat internet terlebih dahulu ya, gan?
ReplyDeletebetul, mas. Mari kita *tost dulu kalo gitu :)
ReplyDeleteitu lebih maknyus, gan :)
ReplyDeletebiar telat asal selamat, gan. daripada tidak sama sekali :)
ReplyDeletenah tuh dia, sharing dunk pengalamannya? :)
ReplyDeleteBenar bro....
ReplyDeleteterimakasih, pengen bisnis online, tapi apa y yg cocok
ReplyDeleteSetuju Aa Andi, walau saya hanya memakai Kartu Nama plus iklan di harian local...saja. - Nice share.
ReplyDeleteserius nanya ney Kira2 bisnis ada kaitannya sama bakat pa ngak ya ?
ReplyDeleteSudah bertahun - tahun Q berpengalaman baik berbisnis online maupun offline..., tapi sangat tragis banyak yang gagal.., mungkin memang tidak berbakatQ... hehehehehe...
ReplyDeleteHowever, would you like to hear the irony of it all? 80% of my business currently comes from contacts I’ve met offline...
ReplyDeletePernyataan Michele itu sangat menarik. Wajar sih, mengingat dalam bisnis itu yang penting adalah kepercayaan. Dan bertemu muka secara langsung tentu memberi dampak yang besar ketimbang hanya berinteraksi secara virtual.
Acara kopi2 darat itu mungkin salah satunya ya? :D
WAhh....
ReplyDeleteNice Posting neh..
Thx ya Kawand udah shared..
SALAM BERKAWAND
Wah.. saya mulai berpikir tentang hal ini.. mengembangkan bisnis musik saya via offline.. Tapi masak ya bagiin brosur? cocok gak itu mas? :D
ReplyDeletei have no offline to do my business... Poor i am
ReplyDeleteSaya teringat pernah bertemu beberapa pegiat MLM. Rata-rata metode pendekatan yang dilakukan justru beramah tamah dan bagi-bagi kartu nama. Malah saya pernah dengan sedikit memaksa minta kartu namanya, meski saya - mungkin - tidak masuk dalam segmentasinya.
ReplyDeleteCara ini juga yang saya tempuh untuk memasarkan Kopi Luwak...hehehe, dan efektif. Tapi sekarang sudah jarang promo dan hanya mengandalkan SEO padahal segmentasi dalam negeri belum banyak yang memahami cara bertransaksi secara online.
Akibatnya sudah hampir 3 bulan tak ada income barang sepeser pun selain stock yang langka dan modal yang terbatas.
Btw, nice trik kang Andi. :)
Perlu banyak cara untuk membangun pondasi bisnis, seperti memasang jaring, kalau ada yang kena berarti perlu ditingkatkan, tapi seandainya hasilnya nihil, mungkin perlu evaluasi.. :)
ReplyDeleteoh iya tambahannya dari LH dot com bener juga, iklan di harian local. Baru kepikiran saya :)
ReplyDeleteklo saya pribadi sih bisnis itu tidak ada kaitannya dengan bakat, mundo.
ReplyDeletekenapa?
soalnya banyak yang berhasil tanpa awalnya mereka tidak memiliki bakat sama sekali, hanya bermodalkan tekad dan kerja keras :)
masalah gagal itu biasa menurut saya, kang topu. dan bukan berarti itu tidak bakat cuma proses perjalanan saja. :)
ReplyDeleteapa kabar, kang darin?
ReplyDeletesepakat, soalnya dari kopi darat kita bisa kenalan dan bagi-bagi kartu nama :D
Salam berkawand juga, mas Anggar :)
ReplyDeletehaha ya engga musti bagikan brosur to mas Hakim. kan engga semua juga harus pake brosur, bukan?
ReplyDeletekalo memang pekerjaan, mas bd udah ok sih, ya engga harus, mas. jalani yang sudah berjalan aja ;)
ReplyDeletenah, mas Hifhzil lebih berpengalaman lagi, di share dong pengalamannya ;)
ReplyDeletebetul mas Sukandi, memang harus di evaluasi. karena kita juga harus mempelajari tingkah laku pasar dan prospeknya juga ;)
ReplyDeleteyang jelas sih yang paling kita minati dan emang kita sukai terlebih dahulu, mas kurnia ;)
ReplyDeleteada kekurangan dalam promosi offline, prospek kurang/tidak tertarget. Karena tidak ada tools yang bisa dilakukan seperti tools online yaitu mencari pengunjung tertarget....
ReplyDeletetapi tidak ada salahnya mencoba promosi secara offline... saya juga mulai melakukan itu mas
betul juga, mas. seperti di jelaskan sebelumnya tidak semua berlaku untuk semua jenis/type bisnis online begitu juga sebaliknya dengan bisnis offline. tapi yaitu tadi tidak ada salahnya untuk di coba :D
ReplyDeleteKalau nyepam termasuk nggak ya? :D
ReplyDeleteklo nyepam di jamin berhasil, mas adrian. hehe berhasil di delete maksudnya :D
ReplyDeletekeliatannya memang lebih bagus membangun bisnis online melalui media offline mas.. mencari pasaran dl istilahnya.. kan dengan menyebarkan berita, brosur, mulut kemulut, akhirnya jadi pada tau.. dan kalau testimonial udah banyak, orang pasti tambah percaya dengan barang dagangan kita
ReplyDeleteSaya kok malah terbalik, bisnis offline saya promosikan via online. cekidot. http://homlogin.com/bahasa
ReplyDeleteLangsung cek isi tokonya,,, kira-kira jual apa ya???
ReplyDeletebetul, mas tomi kira-kira seperti itu. kepercayaan yang terpenting
ReplyDeletewah, Presentasi Online tentang Konsep Bekerja Dari Rumah mantep tuh, itu mas Rudy langsung yang ngajar?
ReplyDeleteke TKP bro :)
ReplyDeleteSaya pernah pakai cara penyebaran brosur mas..hehehe. Pasang pamflet juga pernah.
ReplyDeleteHehe.. keren..!
ReplyDeleteTapi masih segan juga nih kalau pake brosur, belum berjiwa entreprener kali ya.. :D
Segera brosur dan name card TopiBambu disebarkan.
ReplyDeleteDua hal yang disebutkan di atas dalam bauran pemasaran (marketing mix) masuk dalam kategori promosi (promotion).
Pada awal dotcom muncul, website dipergunakan oleh perusahaan sekedar sebagai wahana menyebarkan profil secara daring. Sampai saat ini pun masih ada yang mempergunakan website hanya untuk keperluan web presence, agar informasi perusahaan dapat diakses secara global. Sebaliknya, website pun kadang-kadang perlu juga dipromosikan secara luring agar keberadaannya dapat diketahui oleh semakin banyak kalangan. Di web ada milyaran website. Keberadaan website kita di web belum tentu dapat diketahui oleh tetangga kita kan?
Saya belum membaca artikel Michele. Akan tetapi, menurut saya, bukan hanya bisnis online yang dapat dipasarkan secara luring. Blog pribadi kita pun dapat juga.
gimana Mas Is, lebih patenkan promosinya ;)
ReplyDeletesebenarnya engga musti harus berjiwa entreprener yang penting ada kemauan Masyhury
ReplyDeletebetul, om akan lebih efektif seperti itu :)
ReplyDeleteBrosur dan kartu nama siap laksanakan untuk di proses :)
Brosur dan kartu nama siap laksanakan untuk di proses :)
ReplyDeletesaya setuju mas dengan tulisan ini memang saya juga pengennya seperti itu..tapi saya susah mas sebenarnya untuk menawarkan layaknya sales ke calon customer hihi.. aga kurang pede..ada tips2nya g? semoga bisa jadi bahan postingan ^^
ReplyDeletenanti saya coba buat artikel lanjutannya kang Ian. makasih tambahannya :)
ReplyDeletememang lebih efektif lewat offline, kadang konsumen lebih percaya jika bisa ketemu langsung orangnya :) salam kenal...
ReplyDeletebetul sekali, mas :)
ReplyDeletesalam kenal juga
Betul! Seperti pepatah "tak kenal maka tak sayang", apapun yang kita jual gak akan berbuah manis kalo kita tidak menjalin hubungan yang baik dan membina pertemanan itu dengan tulus.
ReplyDeleteijin copas ya mas
ReplyDelete