Sunday, July 10, 2011

Tidak Pernah Memberikan 100 Persen Potensi Yang Dimiliki


Pengalaman selama lima tahun bekerja dalam tim manajemen pusat waralaba makanan cepat saji mempertemukan saya dengan beragam karakter manusia. Dari yang mudah bekerja sama dalam sebuah tim sampai dengan yang sulitnya bukan main menumbuhkan semangat kebersamaan bagi kesuksesan sebuah tim. Saya memaklumi keadaan ini. Memang tidak pernah ada ceritanya karyawan yang bersedia memberikan seratus persen potensi yang dimiliki.


Memang mudah membuat pernyataan itu, sama mudahnya dengan mengatakan setiap pemilik usaha mengharapkan profit maksimal dengan mengeluarkan biaya minimal. Tetapi bisa jadi masalah baru ketika Anda berusaha memberi semangat kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka bekerja lebih efektif karena ingin mendekati potensi terbaik dimilikinya.

Selagi mencoba menyemangati anak buah, saya sarankan Anda jangan menjadi seorang ahli ilmu jiwa. Apalagi bersikap seolah-oleh mampu membaca isi pikiran orang lain. Big No! Tidaklah penting bagi Anda untuk memahami atau setuju dengan alasan tertentu mengapa seseorang "bersedia diajak kerjasama". Yang penting hanyalah dia "mau bekerja". Titik.


Menghilangkan Batasan dan Memberi Tantangan

Cara terbaik yang dapat Anda lakukan untuk memberi semangat kepemimpinan yang sesuai dalam kondisi ini adalah menyingkirkan batasan-batasan pendapat yang selama ini terpendam. Berikutnya buatlah pembaharuan dalam diri Anda sendiri sedemikian rupa sehingga Anda membangkitkan satu tantangan yang semakin luas bagi para anak buah.

Sewaktu mereka melangkah dari satu penyelesaian masalah ke penyelesaian lainnya, mereka akan mengetahui bahwa mereka sedang tumbuh dan berkembang. Rasa percaya diri yang semakin kokoh akan mendorong mereka berekspresi lebih lanjut lagi. Dan akhirnya mereka yang betul-betul ingin unggul, mereka yang menginginkan jabatan lebih baik, akan mulai membangkitkan tantangan-tangannya sendiri.

Dalam bisnis, seperti halnya dalam kehidupan nyata, kesempurnaan itu hanya dapat didekati, tidak pernah tercapai. Namun perjuangan ke arah kesempurnaan menjadi inti pokok sukses setiap bisnis. Perjuangan tersebut kadang melibatkan kesediaan melepaskan suatu kepastian dengan ikhlas dan mau menerima keadaan yang penuh bahaya sendirian. Itulah yang menjadikan hidup dan kerja penuh warna dan gairah.

Dunia bisnis adalah milik mereka yang mampu bergerak cepat. Ini merupakan satu-satunya syarat awal yang harus Anda miliki kalau Anda mau menikmati sukses maupun kegagalan dalam membangun visi dan misi usaha. Cara bagaimana kita menyerang dan menghadapi perjuangan merupakan ukuran terakhir yang berlaku bagi kita semua. Tetap semangat!

Penulis: Agus Siswoyo
Share:

4 comments:

  1. tetap semangat yah itu lah yang harus tetap di tanamkan dalam diri apapun keadaan kita jika tetap semangat semoga bisa berubah lebih baik , aminn

    ReplyDelete
  2. Dalam perusahaan padat karya selau saja ada orang-orang yang seperti itu, Mas Agus. Tak mau mengeluarkan 100% kemampuannya. Bahkan yang sengaja tak mau sharing ilmunya juga ada. Saya beberapa kali menjumpai orang-orang model seperti itu di beberapa daerah di kantor saya. Biasanya (kebanyakan) level pelaksana yang seperti itu. Kalau di level Supervisor apalagi Manager amat jarang.

    Ya, mungkin mereka berpikir dengan sharing ilmunya orang lain jadi pinter sehingga menjadi pesaingnya. Makanya, tak mau mengeluarkan seluruh kemampuan dan sharing ilmu dengan rekan kerjanya. Terlebih sekarang rata-rata perusahaan pakai sistem kontrak dan outsourcing, saya yakin karyawan hanya setengah-setengah kerjanya. Karena posisi mereka lemah dan sewaktu-waktu bisa ditendang oleh perusahaan yang memekerjakannya. Betul?

    ReplyDelete
  3. Apabila perusahaan memberikan peluang seluas-luasnya bagi karyawan untuk mengembangkan diri, karyawan juga akan tergerak untuk menunjukkan seluruh potensinya. Itu pengalaman pribadi saya dengan beberapa Manajer Proyek yang pernah berada di bawah supervisi saya.

    ReplyDelete