Monday, July 25, 2011

Efektif Dulu, Baru Efisien


Seorang pengelola bisnis UKM yang efektif pertama-tama harus mampu memperbaiki perolehan atas investasi usaha. Kedua, ia harus tetap memperbaiki perolehan atas investasi tersebut. Langkah ketiga, setelah ia gagal menjalankan kedua tindakan sebelumnya, ialah yang wajib memperbarui riwayat hidupnya dengan melakukan tindakan-tindakan hebat atas nasib usaha yang dimiliki. Disinilah kemampuan dan pengalaman Anda dalam strategi berbisnis ditantang.

Masalahnya, kegiatan memperbaiki efisiensi usaha adalah selalu memakan waktu yang tidak sedikit. Selalu ada banyak cara untuk memperoleh tujuan yang sama. Boleh jadi Anda akan tergoda mencoba cara ini dan cara itu dari berbagai referensi yang didapat. Perumusan alternatif saja sudah memakan waktu, apalagi kalau usaha tersebut dijalankan secara patungan dengan rekan bisnis. Lebih banyak tambahan waktu akan dihabiskan untuk mengevaluasi dan memilih alternatif-alternatif yang telah dirumuskan tadi.

Pebisnis UKM yang berhasil harus mempunyai kemampuan untuk dengan cepat menemukan salah satu arah tindakan yang dengan pasti akan menghasilkan keuntungan. Kemudian dia akan bertindak tanpa perlu mendokumentasikan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Pertama dan yang paling penting, ia harus memastikan dapat mencapai hasil-hasil yang telah diprediksikan. Kemudian bagaimana melakukan hal tersebut dengan lebih mudah, lebih murah, atau lebih cepat.

Suatu jebakan pemikiran yang sering terjadi dalam strategi bisnis adalah mengatakan bahwa kalau pertama-tama kita harus memusatkan perhatian kepada efisiensi, pastilah keberhasilan akan muncul dengan sendirinya. Kesalahan fatalnya terletak pada hilangannya banyak waktu sebelum Anda mencapai tujuan yang sebenarnya. Biasanya Anda hanya mengejar satu tujuan, atau bisa juga beberapa tujuan yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Berdasarkan ilmu manajemen, efisiensi hanya menyangkut cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Untuk mencapai efisiensi diperlukan pengukuran dan penilaian terhadap masing-masing alternatif yang tersedia dalam jumlah cukup banyak. Oleh karena itu jauh lebih banyak waktu akan terbuang dengan efek melenyapkan peluang untuk mencapai sasaran.

Ibarat sebuah peperangan, seorang panglima perang yang efektif akan menyelesaikan sebuah sasaran penting meskipun harus memliki konsekuensi jumlah korban yang lebih tinggi. Hal ini lebih baik daripada mempertahankan jumlah korban serendah mungkin tetapi gagal melenyapkan sasaran yang telah ditentukan. Semoga terinspirasi.

Penulis: Agus Siswoyo
Sumber Gambar: infobarrel.com
Share:

0 komentar:

Post a Comment