Bermula dari postingan komandan Payjo selaku koordinator Komunitas Blogger Tangerang (KBBC) yang berjudul “Menelusuri Kepahlawanan Daan Mogot Di Tangerang : Remaja Panutan Berprestasi”. Kopdar bulan Maret ini, kami pun memutuskan untuk mengadakan kegiatan eksplorasi sejarah.
Maka target sasaran yang akan di serbu oleh para blogger pada Minggu, 27 Maret 2011 adalah Taman Makam Pahlawan Seribu dan Monumen Lengkong yang berada di BSD Serpong. Tujuan utamanya sendiri agar lebih mengenal peninggalan dan tokoh sejarah yang ada di sekitar kita.
Sejarah Singkat
Taman makam pahlawan seribu sendiri dinamakan seribu karena dalam pertempuran perang tersebut melibatkan ribuan orang dan pada umumnya mereka adalah laskar atau kelompok perlawanan rakyat dari Banten yang berasal dari daerah Madja, Tejo dan sekitar Rangkas Bitung yang dipimpin oleh seorang Kyai.
Monumen Lengkong sendiri merupakan sebuah monumen untuk mengenang peristiwa Lengkong ketika menyerbu Belanda dalam perebutan gudang senjata oleh para taruna Akedemi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot.
Cerita lengkapnya bisa baca di sini : Sekilas Sejarah Adanya TMP Seribu Serpong
Hasil Penelusuran
Apa yang kami lihat secara langsung sungguh memperihatinkan. Beranggotakan yang hadir berjumlah 8 Blogger merasakan miris melihat sebuah pemandangan para pejuang kami seakan hanya sebuah tempat yang tidak berharga. Berikut jepretan yang kami ambil :
Taman Makam Pahlawan Seribu
Terlihat Kumuh |
Coretan yang menghina |
Monumen Lengkong
Tidak ada keterangan tentang monumen apapun justru terlihat sebuah taman biasa. Di antara rumah mewah dan gedung bertingkat. |
Lampu di monumen kiri dan kanan pecah dan hilang. Jika malam gelap gurita |
Bendera yang sudah rapuh dan lusuh termakan panas dan hujan |
Tulisan ini bukan ingin menyudutkan suatu pihak tetapi hanya ingin mengingatkan kembali dan memberikan referensi untuk siapa saja yang perduli.
Laporan dari para Blogger lainnya bisa di lihat di sini :
Blogerbenteng.com - Kopdar Maret 2011 : Taman Makam-Pahlawan Seribu dan Monumen Lengkong
Jadi ingat kalau rumah saya di sebelah TMP :D.
ReplyDeletekondisi di sana bagaimana, Bli :)
ReplyDeletelha ya wong nisan yo koq masih dicorat-coret.........hufffffffff
ReplyDeletesalam persahabatan selalu dr MENONE........
senengnya jalan2 sama temen2
ReplyDeleteKalau melihat secara umum lokasi Taman Makam Pahlawan, museum dan sejenisnya rata-rata ngenes (memprihatinkan) pengelolaannya. Terima kasih kita semua diingatkan Mas Andi. Sebagai generasi penerus bangsa yang tinggal menikmati kemerdekaan tak sepatutnya kita melupakan sejarah dan para Pahlawan yang telah berjasa buat negeri kita
ReplyDeleteMiris juga melihatnya mas.. semoga pihak pemerintah ada yang membaca tulisan ini dan segera bertindak
ReplyDeletemaka dari itu bro. amat memperihatinkan
ReplyDeletecuma jaraknya jauh, Mbak Ami hehe lumayan pegel2 menuju lokasi :)
ReplyDeleteamin... semoga begitu, mas Joko
ReplyDeleteIya, mas dhany sedih juga ngelihatnya
ReplyDeleteTernyata suatu tempat yang sekian lama saya kenal cuma kebun karet dan kampung sunyi sekian kilometer di pinggir Jakarta bernama Serpong (dan juga sekitarnya) pernah menjadi medan perang, antara aktivis kemerdekaan - lazim disebut "Republik - melawan 2 pasukan asing, yaitu :
ReplyDelete1. Jepang, dikenal dengan "Peristiwa Lengkong" (25/01/1946).
2. Sekutu (tentara Persemakmuran Inggris dan diboncengi tentara Belanda, kemudian tentara Belanda merebut Serpong), dikenal dengan "Pertempuran Serpong" (26/05/1946).
Walau kedua peristiwa tersebut tidak sedahsyat semisal "Hari Pahlawan" dan "Bandung Lautan Api", namun pertempuran tersebut menunjukkan bahwa Serpong saat itu sudah memiliki nilai penting dari sudut militer. Kini, Serpong sudah berkembang pesat dan memiliki nilai penting dari sudut ekonomi. Kenanglah perjuangan kemerdekaan yang sempat "singgah" di Serpong, jangan sampai modernisasi menggusur nilai-nilai atau bukti-bukti perjuangan bangsa. Semoga bermanfaat.
setahu saya di kawasan BSD belum ada papan penunjuk jalan yang menginformasikan arah ke monumen ini, saya juga yakin anak anak sekolah di daerah sekitar tangerang tidak mengetahuinya ( atau bahkan malah guru mereka juga tidak ).mereka lebih mengenal tempat wisata air nya saja...
ReplyDelete